Ketapang, HNNtime.com – Warung kopi (warkop) bukan sekadar tempat menikmati secangkir kopi, tetapi juga menjadi sumber rejeki dan inspirasi. Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, bisnis warkop terus berkembang pesat, bak jamur di musim hujan. Warkop dapat ditemukan di berbagai sudut kota, mulai dari jalan protokol hingga jalan-jalan kecil.
Kehadiran warkop yang menjamur ini tidak terlepas dari tingginya minat masyarakat terhadap budaya minum kopi. Bagi warga Ketapang, mengunjungi warkop telah menjadi bagian dari gaya hidup. Di tempat ini, berbagai kalangan sering terlihat bercengkerama, mulai dari politisi, petani, buruh, jurnalis, hingga pelajar dan mahasiswa.
Salah satu warkop legendaris di Ketapang adalah Warkop Pagi Sore, yang lebih dikenal dengan nama Warkop Mak Nyah Pincat. Berdiri sejak sekitar 40 tahun lalu, warkop ini terletak strategis di persimpangan Pasar Baru Ketapang dan menjadi salah satu destinasi favorit penikmat kopi.
“Warkop adalah tempat saya melepas penat, berdiskusi, dan bertukar pikiran. Rasanya tidak lengkap jika sehari saja tidak mampir,” ujar Lidri Ilyas warga Ketapang saat ditemui, Sabtu (04/01/25).
Warkop bukan hanya sekedar tempat menikmati kopi, tetapi juga menjadi interaksi pusat sosial. Banyak orang memanfaatkannya untuk menjalin hubungan, berbincang santai, atau bahkan menyelesaikan pekerjaan. Tidak sedikit pula yang menganggap warkop sebagai ruang untuk mencari inspirasi, memperluas wawasan, hingga mendapatkan edukasi dari ceramah ringan.
Selain itu, suasana warkop yang santai sering kali menjadi tempat lahirnya ide-ide baru. “Di warkop, semua orang bisa berbaur tanpa melihat latar belakang. Ini yang membuatnya istimewa,” tambah seorang pelanggan.
Warkop di Ketapang menjadi bukti bagaimana tempat sederhana bisa memberikan manfaat besar, baik secara ekonomi maupun sosial. Keberadaannya tidak hanya menggerakkan roda perekonomian, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.